Kementerian Lingkungan Hidup Adakan Koordinasi Akhir Delegasi RI pada COP29 UNFCCC : ”Delegasi Indonesia Siap Perkuat Diplomasi Iklim di COP29 Azerbaijan”
Jakarta 30 Oktober 2024
Jakarta 30 Oktober 2024
Jakarta, 30 Oktober 2024 - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan arahan dan apresiasinya kepada para delegasi Indonesia yang tengah bersiap menghadiri pertemuan penting Conference of the Parties (COP) ke-29, yang akan berlangsung pada 11 hingga 22 November 2024 di Baku Olympic Stadium, Azerbaijan. Dengan mengusung tema “In Solidarity for a Green World”, pertemuan ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim di tingkat internasional.
Menteri Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan bahwa Beliau mendapatkan amanah untuk melanjutkan kerja-kerja dalam pengendalian perubahan iklim yang telah terbangun baik, dan mengarahkan agar lebih meningkat guna mendukung keberhasilan visi – misi Bapak Presiden RI 2024-2029, yaitu melalui Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045, antara lain untuk (a) menjamin pelestarian lingkungan hidup; (b) mencapai swasembada pangan, energi, dan air; (c) pemberantasan kemiskinan; (d) penguatan sains dan teknologi; (e) penguatan kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan dan anak.
“Kami harap seluruh delegasi Indonesia dapat mewakili kepentingan nasional dengan sebaik-baiknya dan menegaskan posisi Indonesia dalam perundingan iklim global ini,” ujar Hanif.
Di dalam sambutannya Menteri Hanif menegaskan bahwa Delegasi RI tidak memfokuskan diri pada kegiatan-kegiatan seremonial namun juga perlu menggalang dukungan konkrit dunia internasional terhadap langkah-langkah Indonesia menurunkan emisi Gas Rumah Kaca. Hal tersebut sesuai dengan arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto, untuk melakukan efisiensi dan efektivitas kegiatan lawatan internasional.
Sebagai wujud dukungan terhadap pilar Enhance Ambition, Presidensi COP29 akan meluncurkan 14 inisiatif dalam berbagai bentuk, termasuk pledges, deklarasi, kemitraan, dan platform. Inisiatif-inisiatif tersebut mencakup komitmen global pada bidang mitigasi dan adaptasi, pembiayaan iklim, transparansi, serta pengembangan jaringan kolaboratif yang melibatkan banyak pihak. Inisiatif ini diharapkan dapat mendorong peningkatan ambisi negara-negara dalam mitigasi, adaptasi, serta pengurangan dampak perubahan iklim secara terukur dan transparan.
Sementara itu, pilar Enable Action menitikberatkan pada New Collective Quantified Goal (NCQG) yang terkait dengan pembiayaan iklim, yang juga menjadi fokus utama di COP29. Pilar ini juga mencakup isu krusial dalam Pasal 6 Paris Agreement yang mengatur kerjasama internasional untuk mencapai target iklim, serta pendanaan Loss and Damage untuk membantu negara-negara terdampak.
Indonesia juga siap untuk mendukung pencapaian visi Enhance Ambition dalam rangka mencapai Nationally Determined Contributions (NDC) untuk mitigasi, Rencana Adaptasi Nasional (NAPs) untuk adaptasi, serta pelaporan transparansi melalui Biennial Transparency Reports.
“Penting bagi Delegasi Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk membawa hasil konkret yang mendukung visi Asta Cita bagi kesejahteraan rakyat Indonesia,” tambah Menteri Hanif.
COP29 akan memperkenalkan 14 inisiatif utama sebagai langkah konkret yang terdiri atas sembilan deklarasi dan pledge serta lima kemitraan dan platform. Diantaranya COP29 Truce Appeal, COP29 Global Energy Storage and Grids Pledge, COP29 Declaration on Water for Climate Action.
Selain itu, terdapat lima kemitraan dan platform yang mendukung aksi nyata di COP29, diantaranya: Climate Finance Action Fund (CFAF), The Baku Initiative for Climate Finance, Investment, and Trade (BICFIT), dan Baku Harmoniya Climate Initiative for Farmers dan Baku Global Climate Transparency Platform (BTP).
Sebagai penutup, Menteri Hanif Faisol Nurofiq memberikan pesan khusus kepada para negosiator Indonesia agar berhati-hati dalam menghadapi negosiasi iklim, mengingat UNFCCC menjadi barometer utama dalam diskusi iklim global.
“Indonesia harus tetap menjaga prinsip CBDR-RC dan mengutamakan kepentingan nasional,” tuturnya.
Menteri Hanif juga mengucapkan terima kasih kepada Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim, Tim Paviliun Indonesia, serta seluruh negosiator dan kontributor yang telah menunjukkan komitmen mereka dalam memperkuat diplomasi iklim Indonesia di COP29.
“Mari kita junjung tinggi kepentingan nasional dan terus gaungkan nama besar Indonesia di forum internasional sebagai bagian dari soft diplomacy di Baku nanti,” tutupnya.
-oOo-